Rabu, 23 Mei 2012

aku sayang kamu

wahai malam........
jangan kau redup kan sinar di hati nya.....
tuk slalu menjadi cahaya di hati ku.....
ungkap segala gundahdan resah dalam jiwa....
mekar bunga'' kerinduan dalam asmara...
wahai sepi......
jangan kau sembunyikan cinta nya dari ku...
karna yang ku harap besar sayang nya pada ku.....
bangun kan rindu yg resah dalam kalbu...
usik lamunan di gelap asap yg tak menggaku....



wahai dingin.......
jangan kau bekukan kerinduan di antara kami....
karna dia slalu hadir dalam mimpi''......
getar kan dawai'' cinta dalam hati...
nyanyi kan desir angin di setiap sudut sepi...
wahai kekasih.....
beri aku setangkai kelembutan jiwa....
tuk mampu ungkap tirai'' asa yg tersisa...
sampai kan ungkap jiwa dalam relung'' rindu kepadamu....
wahai kekasih rindu ku......
 
by fredy dwi kurniawan love nonigg 


Selasa, 22 Mei 2012

To My Queenhearth, Hawa

To My Queenhearth, Hawa
Berawal dari tatapan yang sangat membiusku hingga turun ke gelak tawamu dan merekahnya senyum manismu. Aku terpesona dengan Sang Hawa satu ini. Layaknya ombak menghempaskan isi hatiku untuk menyatakan rasa di dalam relung hatiku. Tinta demi kata yang aku tuliskan, tentang rasa hatiku kepadamu, Hawa.
Terhenyak aku merasa satu panah tertuju dan menancap hingga setiap cairan darahku mengalir, tumbuh disana bunga yang bermekaran indah penuh warna-warni dan semerbak wanginya.
Kulihat Sang Dewi Cinta tertawa terbahak-bahak saat itu. Apa yang terjadi?? ternyata aku jatuh cinta dengan Hawa dan aku benar-benar tak dapat menghembuskan nafasku lagi jika tanpanya, terasa sesak, sesesak sekarat. Sebab kau adalah Hawa yang tercipta hanya untukku, Sang Adam.
Terdengar gonggongan angin memenuhi telingaku, bahkan semua yang ada dunia meneriakiku. I know what the hell is that! Memang kesempatan bercinta sejati hanya satu kali.
tentang hal itu aku dapat mempertimbangkannya…
Berpikir ku menulis, cintaku padamu. Mengapa setiap aku terjaga, di pelukan mentari indah, sangat indah, tapi aku tak menyangka ternyata itu hanya ciptaan otakku yang penuh bayanganmu.
Debaran-deguban jantungku seakan berirama, mengandung arti dan makna, hingga mungkin bibirku menjadi bantalan bagi kesenjangan ungkapan kata-kata indah untukmu.
Kau benar-benar Hawa, yang dicintai hatiku, hingga ragaku melunglai oleh getaran jiwa yang aku rasakan, kuakui aku takut dan  tak berarti jika tanpa senyum dan gelak tawamu.
aku hanya ingin kamu mengerti, setiap hembusan kalimat yang terucap, berawal dari teriakan hatiku, hingga menuntun jemariku untuk menulis kata-kata yang mungkin berarti buatmu, Aku ingin kamu tau, apa yang ingin disampaikan hati seorang manusia pertama yang diciptakan olehNya, pemilik roh dan jiwa ini.
Sesaat aku tersadar dari buaian.
Ahk… ( aku jatuh dari tempatku menulis dan menatap langit-langit kamarku ) apa yang terjadi padaku?? apa tulisan ini… Ahkkk…. ( sesaat aku terbangun dari otakku yang keras ini dan kulanjutkan…)
Suara detik berputar menyusuri masa. Aroma lilin terbakar menenangkan pikiranku, sebagaimana kejutan bulan dari balik awan, hingga kuterpesona menatapnya. Masih suara Adzan berkumandang, melantunkan pujian terhadapNya, pemilik roh dan jiwaku. Bersamaan datangnya rentetan burung samudera, seakan menyapaku, mencengkram langit senja.
Tersadar bahwa aku adalah Adam, berteman kertas dan pena, layaknya pohon merindukan bisikan angin. Terlihat memang terik panas matahari membakar kulitnya.
Tidak aku kira dan aku sangka hati kerasku, hanya karena senyuman dan hangatnya tawamu dapat mencair dan aku jatuh ke dalam alurmu.
Ku pegang gambar tubuhmu, layaknya seorang Bohemian yang menemukan kebebasan abadinya. Dan aku juga membayangkan bilamana di suatu masa dengan dirimu, damai, penuh dengan kasih putih dan kuajak kau mengelilingi bumi ini, atau perlu sejagad raya ini, agar semuanya tahu, bahwa kau tercipta hanya untukku.
Setiap kata, kalimat bahkan setiap lembaran yang kutulis ini adalah tentang suara hatiku yang sudah tak tahan lagi untuk menahan rasa cinta kepadamu.
Rasanya memang hatiku dan aku mencintaimu Hawa.

I LOVE YOU

Bbeiyjoo Biieber (Noniigg D'zackraa Wardanaa II)

SUKSES BERAWAL DARI KEYAKINAN


Oleh Fredy Dwi Kurniawan Spd P.Ms


Motivasi diri berawal dari dorongan keyakinan dalam diri sendiri untuk menang. Ini dibentuk oleh cita-cita dan impian besar yang akan memotivasi orang untuk meraihnya. Kisah orang-orang sukses bermula dari sebuah impian yang diimplementasikan dalam serangkaian aktivitas sehari-hari.
Impian pun akan bermanfaat juga untuk orang banyak. Nilai-nilai spiritualitas memancar dengan baik dalam diri orang tersebut dan menambah keyakinan bahwa Allah dekat dengan dirinya.

Selain itu, keyakinan untuk menang harus selalu tertanam dalam benak dan hati. Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kita meyakini bahwa selain diciptakan untuk beribadah kepada-Nya, juga diciptakan Allah untuk memberikan kemakmuran, kesejahteraan dan kemaslahatan. Oleh karena itu, akan terbentuk optimisme terhadap target keberhasilan.
Seseorang harus mempunyai cita-cita besar yang disertai keyakinan bahwa Allah dekat dan mendampingi melalui hati nurani. Dorongan hati nurani inilah akan mudah diketahui bila kita mempunyai hati yang bersih. Keyakinan bahwa Allah dekat dan sayang kepada kita akan memberikan dorongan hati nurani yang sangat besar yang pada gilirannya lahir optimisme kita untuk meraih cita-cita. Hati merupakan pembimbing terhadap apa yang harus dituju dan apa yang harus diperbuat.
Robert K. Cooper Phd memaparkan bahwa hati mengaktifkan nilai-nilai kita yang terdalam, mengubahnya dari sesuatu yang kita pikir menjadi yang kita jalani. Hati mampu mengetahui hal-hal mana yang tidak boleh, atau tidak dapat diketahui oleh pikiran kita. Hati adalah sumber keberanian dan semangat, integritas serta komitmen. Hati adalah sumber energi dan perasaan mendalam yang menuntut kita untuk melakukan pembelajaran, menciptakan kerjasama, memimpin, dan melayani.
Motivasi yang berasal dari dorongan suara hati atau hati nurani dan keyakinan bahwa Allah senantiasa dekat ini akan memancarkan nilai-nilai spiritualitas. Nilai-nilai spiritualitas dalam motivasi akan melahirkan motivasi yang positif, motivasi yang sarat dengan serangkaian langkah-langkah spiritual dan optimisme terhadap keberhasilan.
Prof. Danah Zohar dan Prof. Ian Marshall dari Harvard University dan Oxford University memaparkan tentang kecerdasan spiritual dalam bukunya “Spiritual Quotient (SQ)”. Mereka berdua menjelaskan kecerdasan spiritual berkaitan erat dengan persoalan makna hidup. Menurutnya, kecerdasan spiritual dapat menilai langkah-langkah hidup seseorang lebih bermakna dibanding orang lain. Jadi hidup tidak hanya kosong tanpa makna yang jelas.
Kemudian, Wolf Singer, Michael Persinger dan V.S Ramachandran menemukan fungsi God Spot yang terintegrasi dalam otak manusia. God Spot sebagai pembimbing manusia untuk terus menerus mencari makna hidup. Manusia yang berhasil memaknai hidup ini dengan spiritualitas akan memotivasi dirinya untuk mengambil aktivitas yang terbaik, jauh dari perbuatan mendholimi orang lain, menebarkan kebaikan dan kemakmuran dalam mencapai impian.
Sedangkan menurut Stephen P. Robbins dalam bukunya “Organizational Behavior,” dalam motivasi terdapat tiga elemen utama yaitu intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam mencapai sasaran. Jadi motivasi diri akan tumbuh positif bila integritas antara intensitas, arah dan ketekunan dalam mencapai sasaran dapat terwujud.

Selain itu keyakinan bahwa Allah dekat akan melahirkan sikap optimisme yang positif terhadap keberhasilan serta menumbuhkan nilai-nilai spiritualitas yang memberikan manfaat bagi orang banyak. Impian yang dicapai pun menebarkan kemaslahatan. Direktur Eksekutif Integrative Medicine Initiative di Michigan AS, Patricia Megregan mengatakan, “Spirituality is where people find meaning in their lives. It’s something higher than themselves, though out necessarily attached to religion.”

UNIVERSITAS KEHIDUPAN

Teman teman,
Ada yang mau kuliah atau mendaftar di UNIVERSITAS KEHIDUPAN 
Baca dibawah ini :
Mission
Selamat datang diuniversitas kehidupan
universitas kehidupanDimana Tuhan sebagai Rektornya dan ciptaan-Nya menjadi dosennya. Silabus perkuliahan berikut diktatnya dapat dibaca dalam Kitab Suci yang kita yakini. Bahkan teori-teori yang dahsyat dan rumus-rumus canggih dalam hidup ada dalam Kitab Suci itu.
Materi perkuliahaannya sangat banyak.Mulai dari tujuan hidup, menjalani hidup, hingga kematian. Ada juga kelas cinta, kelas kesabaran, kelas perjuangan, dll. Dimana semua mahasiswa pasti mempelajarinya. Lokasinya bisa dimana saja dan kapan saja bisa mengakses mata kuliah dan mempelajarinya.
Terkadang, Sang Dosen memberikan ujian dadakan. Tapi bukan berarti tanpa pemberitahuan sebelumnya. Tingkat kesulitan ujian untuk setiap mahasiswa tidaklah sama. Tapi kesulitannya tidak pernah melebihi kesanggupan sang mahasiswa.
Ada yang lulus dengan nilai yang baik. Ada pula yang lulus dengan nilai pas-pasan. Tapi ada juga yang tidak lulus, bahkan memilih mengundurkan diri dari universitas ini. Setiap orang berkesempatan belajar di universitas ini. Hanya waktu belajar yang dimiliki tergantung pada umur masing-masing mahasiswa. Alumni universitas ini bergelar ‘almarhum’ atau ‘almarhumah’. Tapi tidak semua alumni lulus dengan nilai baik. Transkrip nilai akan diberikan setelah para alumni ‘diwisuda’. Nilai-nilai itu menentukan kemana para alumni akan berada di UNIVERSITAS ABADI.
SELAMAT MENJALANI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS KEHIDUPAN!!!
Ada banyak hal dalam hidup ini tidak di dapatkan di bangku sekolah maupun di bangku kuliah. Di sini kita akan belajar bersama-sama tentang banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Pengalaman hidup tidak dapat ditukar dengan uang. Setiap pribadi memiliki keunikan tersendiri dan cerita hidup yang berbeda. Jadilah inspirasi bagi orang lain dengan pengalamn hidup yang kita miliki.
Universitas kehidupan ada untuk menemukan dan menyampaikan kebenaran tentang hidup. Hidup itu seperti musik, yang harus di komposisi oleh telinga, perasaan dan instink, bukan oleh peraturan yang tidak jelas ujung pangkalnya. Yang terpenting dalam Olimpiade bukanlah kemenangan,tetapi keikutsertaan …Yang terpenting dari kehidupan bukanlah kemenangan
namun bagaimana bertanding dengan baik.
Di UNIVERSITAS KEHIDUPAN kita akan belajar bahwa kebesaran seseorang tidak terlihat ketika ia berdiri dan memberi perintah, tetapi ketika ia berdiri sama tinggi dengan orang lain dan membantu orang lain untuk mengeluarkan yang terbaik dari diri mereka guna mencapai sukses.
Jadilah bagian dari UNIVERSITAS KEHIDUPAN karena akan membuat hidup anda menjadi inspirasi bagi orang lain. ^^
Pidato salah seorang mahasiswa UNIVERSITAS KEHIDUPAN FAKULTAS PERSOALAN JURUSAN PENDERITAAN
“Universitas kehidupan adalah tempat kuliahku
Manajemen kesulitan adalah jurusanku
Penderitaan adalah salah satu mata pelajaran kesukaanku
Tetesan keringat dan air mata adalah teman terbaik di ruang kelasku
Kemiskinan selalu menjadi topik hangat di kampusku
Kemandirian merupakan tugas yang paling utama di berikan padaku
Meringankan beban orang lain juga termasuk dalam tanggung jawabku
Kerja keras,cerdas serta memiliki kasih adalah suatu kewajiban yang harus di jalankan olehku
kampung persoalan hidup menjadi tempat KKN ku
keberanian untuk berbuat adalah sistem pengajaranku
keterbatasan bukan suatu hambatan yang berarti bagiku
begitupun kegagalan bukanlah aral melintang yang menghalangi cita-citaku
Bahagia dunia dan akhirat merupakan judul skripsiku
Doa dan perjuangan adalah dosen pembimbingku
Orang-orang sukses menjadi perpustakan lengkap bagiku
tak ketinggalan keluarga dan teman-teman selalu menyemangati untuk segera meraih gelar kesarjanaanku
Aku bersujud syukur padamu Ya Tuhan….
karena Engkau telah mengizinkan aku memasuki universitas terbaikmu dan sebuah harapan semoga aku bisa lulus dari universitas terbaik-Mu ini.”
Salam dari Universitas Kehidupan .

motivsi diri

Assalamu’alaikum 
air kehidupan dalam motivasiSaudara-saudaraku yg haus motivasi, segalanya tercipta penuh hikmah ditujukan tuk bani Adam, begitupun air dg berbagai sifatnya. Bukankah kita terlahir dalam kesucian, sejernih air yg memancar dari sumbernya.
Berjalanlahlah di atas roda kehidupan, tanpa merendahkan diri dan tanpa menyombongkan, bukankah air yg tenang permukaannya selalu sama rata, sisi satu tdak lebih tinggi atau rendah dri yg lain? Jauhilah sifat pasif, bukankah beberapa penyakit lebih condong pada air yg menggenang. Bgai air yg mengisi tiap sudut ruang-ruang kosong, hendaknya kita selalu menghiasi waktu dg menunaikan semua kewajiban, fleksible, cepat menyesuaikan diri dg lingkungan sekitar. Dahulukanlah pilihan yg lebih penting dari yang penting dalam menunaikan kewajiban, sperti air, selalu memenuhi ruang dg mendahulukan bagian dasarnya. Letakkan langkah demi langkah menuju tujuan hakiki, bak air dari hulu yg sukses smpai ke hilir.
Bersabar, pantang menyerah, diantara sifat air yg tercermin pada ombak yg tak kenal lelah menghantam kokoh nya batu karang. Ketika sbuah batu mencebur dlam kolam air, perhatikan setiap jengkal permukaan ikut bergetar, dan kan kembali tenang scra bersamaan, hal ini menggambarkan kerjasama, kepedulian, kepekaan, cinta dalam ikatan sosial. Ketika air menguap, terdapat pula satu pelajaran berharga, bahwa suatu saat kita pasti kan kembali pada sang pencipta.
Rupa wajah yang begitu tampan dan cantik, keluarga yg begitu dicintai, tanah, rumah, mobil, perabot yg serba wah, semua akan ditinggal sama sekali, kecuali tiga, amal jariyah, anak sholeh, dan ilmu yg bermanfaat. Wahai tuhan kami, tidaklah kau ciptakan semua ini dg percuma. Maha Suci Engkau, maka jauhkan kami dari azab neraka.
Wassalamu’alaikum wr wb.

FONOLOGI


SISTEM TULISAN
Guna Memenuhi Tugas Fonologi
Dosen Pengampu:  Drs. Agus Budi Wahyudi, M. Hum.














                         

Disusun Oleh:
Fredy Dwi Kurniawan              A310100074



PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011
RANGKUMAN
Ø  Sejarah Tulisan
Menulis adalah salah satu bentuk budaya yang tercipta melalui proses-proses yang disebutkan. Penemuan lambang-lambang oral (huruf) yang bentuk akhirnya berupa tulisan, adalah suatu presentasi intelektual yang dicapai manusia dalam  peradaban masyarakat klasik. Dengan penemuan budaya tulisan dalam sistem budaya suatu masyarakat, tidak hanya akan menawarkan peningkatan dalam lapangan komunikasi saja, akan tetapi lebih jauh akan mempengaruhi  aspek-aspek budaya manusia itu secara keseluruhan. Hal-hal yang kita sebutkan terbukti dari beberapa kerajaan besar pada zaman purba. Seperti Mesir, Sumeria, Babyloni, Niniveh, China dan lain-lain, yang telah memperoleh kemajuan yang pesat di bidang peradaban dalam masa 10.000 tahun semenjak mereka menemukan tulisan.

Ø  Proses Pertumbuhan Tulisan
A.     Tulisan Gambar
Kebutuhan akan tulisan bagi masyarakat tradisional (primitif), dirasakan setelah komunikasi lisan tidak lagi memadai didalam kehidupan mereka sehari-hari. Dengan itu timbul ide sederhana untuk melambangkan setiap apa yang bisa mereka ucapkan, yaitu dengan cara menggambarkan setiap benda yang yang diucapkan.
Perlambangan dengan gambar kemudian mengalami keterbatasan. Oleh karena penggambaran itu hanya akan dapat dilakukan terhadap pengucapan yang berwujud kata benda atau mungkin kata kerja. Sedangkan untuk pengucapan yang bersifat abstrak tentu penggambarannya akan sulit dilakukan.
Tulisan gambar adalah proses pertama dari timbulnya tulisan pada masyarakat kuno, seperti Mesir, Sumeria, China, dan lain-lain, yang dianggap telah melahirkan bermacam-macam jenis tulisan yang ada di dunia hingga saat ini.
B.     Tulisan Rumus
Perkembangan selanjutnya ialah tulisan rumusan. Upaya yang dilakukan pertama adalah penggambaran terhadap pengucapan yang abstrak, seperti kata sifat dan keadaan, yaitu dengan menggabungkan beberapa buah gambar benda dan ditujukan untuk satu pengertian sifat atau keadaan. Menurut ahli proses kedua setelah tulisan gambar ialah, yaitu tulisan gambar yang telah dipermudah cara pembuatannya (disederhanakan), dimana penggambaran benda-benda atau peristiwa diwakili oleh tanda kanji tertentu dan masih bersifat konkrit.
C.     Tulisan Potongan
Proses Pictographic Writing seperti disebut diatas, merupakan proses ketiga yang ia sebut dengan tulisan potongan. Menurut Naji Zainudidin tulisan ini masih berbentuk gambar, akan tetapi sudah dipotong untuk kebutuhan pengungkapan satu suku kata.
D.    Tulisan Bunyi
Yaitu tulisan yang mempergunakan gambar sebagai lambang bunyi permulaan suatu suku kata pada kalimat. Proses ii juga disebut sebagai proses abstraksi yang pada dasarnya menemukan sifat atau peristiwa bunyi dan detail satu bunyi diwujudkan dengan suatu tanda.
E.      Alphabetis
Proses alphabetis merupakan tingkat pengabtraksian lebih lanjut dari proses-proses sebelumnya. Pada tingkat ini mulai dilakukan pemisahan tanda terhadap bunyi yang berbeda pada suatu suku kata itu. Dengan proses ini menjadi lengkaplah tercipta lambang dari setiap bunyi yang keluar dari mulut. Lambang-lambang itu kemudian disusun dan dibedakan antara lambang-lambang konsonan dan lambang vokal. Susunan lambang ini disebut dengan alphabet.
Dari uraian tersebut, ada dua alur proses yang secara umum telah ditempuh oleh masyarakat klasik adalam pengembangan pola penulisan mereka. Pertama, perkembangan tulisan yang mengarah pada pembentukan huruf-huruf alphabetis dan didasarkan pada nilai bunyi. Kedua, pengembangan tulisan yang tidak menekankan pada nilai bunyi dan tidak mengarah pada pembentukan alphabetis, akan tetapi tetap didasarkan pada lambang gambar dengan pemahaman makna dan pengertian lambang yang digambarkan disebut dengan pictografis ideografis.

Ø  Tulisan-tulisan Tertua
1.      Tulisan Sumeria
Dari penemuan-penemuan tertulis disekitar wilayah lembah Mesopotamia telah membuktikan bahwa orang-orang Sumeria yang mendiami  wilayah ini beberapa ribu tahun sebelum Masehi, telah mengunakan sejenis tulisan gambar. Dengan perkembangannya kemudian masyarakat Sumeria menggunakan tulisan Paku. Setidaknya proses ketiga setelah sebelumnya digunakan tulisan gambar. Pada dasarnya tulisan paku juga berawal dari tulisan gambar. Dari gambar yang telah disederhanakan pada bentuk paku.
2.      Tulisan Mesir Kuno
Seorang perwira insinyur melakukan penelitian dan menemukan sekeping batu berukir. Batu yang ditemukan memiliki tiga kelompok tulisan, pada bagian bawah, huruf-huruf Greek sebanyak 54 baris dan dan dua kelompok tulisan mesir kono. Pada bagian atas huruf-huruf Greek itu dapat dikenali dengan baik.
Sementara ada kelompok huruf yang terdapat kurung membujur dan pada beberapa bagian terdapat tulisan yang membentuk cakar ayam. Kemudian ada beberapa sarjana yang berhasil mengejan huruf-huruf pada kurung membujur itu dan diketahui bahwa itu adalah nam Ptolemy Ephipanes.
Jean Francois menghubungkan tulisan-tulisan yang terdapat pada batu yang ditemukan itu dengan inskripsi yang terdapat pada tiang Obelisk. Berkat studinya, akhirnya ia dapat memecahkan rumusan-rumusan tulisan Mesir Kuno yang dua macam itu. Kelompok tulisan pada bagian atas adalah tulisan Hierogliph, sedangkan kelompok tulisan pada bagian tengahnya adalah tulisan Demootic. Kedua tulisan ini dipakai secara bersamaan oleh rakyat Mesir untuk penggunaan yang berbeda.
Pada awalnya tulisan kuo di Mesir ini ditulis secara vertikal dari atas ke bawah dan sewaktu-waktu ditulis secara horizontal dari kiri ke kanan dan diikuti dari kanan ke kiri. Sedangkan masa terakhir, diketahui bahwa tulisan Hierogliph ditulis dari kiri ke kanan. Penggunaan papyrus sebagai media tulisan adalah sangat umum, terutama untuk tulisan Hieratic, sementara tulisan Hierogliph biasanya ditulis atau diukir di atas batu.
3.      Tulisan Tionghoa
Pada awal abad kedua puluh telah dilakukan penggalian di daerah Honan, sebuah daerah tua yang terletak di bagian utara sungai kuning. Sejumlah benda-benda purbakala, seperti tulang-tulang serta piring-piring yang terbuat dari kulit penyu, berhasil ditemukan pada penggalian ini. Tulisan ini dtulis oleh ahli nujum yang meramalkan kejadian-kejadian yang akan terjadi.
Tulisan yang berupa goresan ini akhirnya dapat dirumuskan dan diklasifikasikan sebagai tulisan gambar, karena ternyata sebagian dari lambang yang dipakai masih berupa gambar konkrit, meskipun ada juga terdapat lambang gambar yang sudah disederhanakan.
Penggunaan media kulit penyu dan tulang-belulang, ternyata juga menuntun kemajuan yang lebih cepat dalam bidang penggunaan media tulis pada masyarakat Tionghoa. Belahan-belahan bambu dan kayu akhirnya menggantikan kulit penyu dan tulang, namun tetap dengan menggunakan besi panas sebagai alat tulisnya. Setelah bambu dan kayu dirasa kurang praktis dan berat, maka oarang Tionghoa beralih kepenggunaan kain sutera, setelah sebelumnya mereka menemukan cara pembuatan tinta, yaitu dengan menggunakan minyak rengas yang diberi hitam dengan jelaga.
4.      Aksara
Aksara adalah istilah bahasa Sansekerta akshra, untuk menyebut huruf atau abjad (bahasa arab) yang dimengerti sebagai lambang bunyi. Aksara adalah sebuah sistem penulisan suatu bahasa dengan menggunakan tanda-tanda simbol, sebuah alfabet, dan huruf. Istilah lain untuk menyebut aksara adalah huruf atau abjad yang dimengerti sebagai lambang bunyi sedangkan bunyi itu sendiri adalah lambang pengertian yang menurut catatan sejarah secara garis besar terdiri dari kategori:
a)      Piktografik antara lain aksara hieroglif Mesir, Tiongkok Purba
b)      Ideografik antara lainn aksara Tiongkok masa kemudian yang hasil goresannya tidak lagi dilihat melukis benda konkrit
c)      Silabik antara lain menggambarkan suku-suku kata seperti nampak pada aksara Dewanagari, pallawa Jawa, Arab, Katakana.
d)      Fonemik antara lain aksara Latin, Yunani, Rusia, Jerman
Di masa lampau aksara diwujudkan atau digambarkan dengan cara digores atau dipahat pada berbagai bahan keras seperti batu, logam, kayu, juga bahan-bahan lunak seperti daun atau nipah. Alat pemahat aksara disesuaikan dengan kadar kekerasan bahan yang dipergunakan yakni semacamtatah kecil menyudut tajam pada bagian ujungnya, atau semacam pisau kecil dibentuk melengkung, pipih, sangat tajam.
5.      Aksara-Aksara di Nusantara (Dwipantara)
Aksara disebarluaskan seiring dengan menyebarnya agama Budha, jenis aksara yang digunakan untuk menulis ajaran mantra-mantra suci atau teks-teksndengan jenis aksara yang dipakai disebut Sidhamatrika, disingkat Siddham.
Gaya dan jenis aksara sebagian besar mirip aksara pada sejumlah dokumen (sumber) tertulis di Sumatra dan Jawa mempergunakan jenis bahasa pengantar yang dikenal berkembang pada masing-masing daerah pendukung budaya. Inilah kenyataan bahwa gaya dan jenis suatu aksara di Nusantara memiliki Style dari itu pula tercerna unsur motif, unsur hubungan, dan unsur kualitas yang seluruhnya itu berakar pada inti budaya.
·        Dasar Ucapan
Pendek             Panjang
1.      Velar/laringal/guttural             a                     ã
2.      Labial                                      u                      û
3.      Palatal                                      i                       î
4.      Lingual/domal                         r                       ŗ
5.      Dental                                      l                       Ļ

·        Vokal Rangkap [diftong]
Semua panjang
1.        Gutturo palatal                   e          ai
2.        Gutturo labial                     o          au
    ŏ  atau eu

·      Vokal Perubahan
a.       Visagra       [h]
b.      Anusvaraabial  [ŋ]

·      Konsonan Dasar Ucapan
a.       Velar/laringal/uttural            k         kh        g          gh         ng
b.      Palatal                                  c          ch         j           jh         ny         y          š
c.       Lingual                                ţ           ţh         h          ņ          ŗ           ş
d.      Dental                                  t           th         d          dh        n          l           S
e.       Labial                                  p          ph        b          bh        m         w         h
Kemudian aksara yang berkembang adalah aksara Jawa yang terdiri dari 20 aksara :[ha]-[na]-[ca]-[ra]-[ka]
                 [da]-[ta]-[sa]-[wa]-[la]
                 [pa]-[dha]-[ja]-[ya]-[nya]
                 [ma]-[ga]-[ba]-[tha]-[nga]
Kemudian aksara Sunda yang berjumlah 18, dan bunyinya hampir sama dengan. aksara Jawa.      [ha]-[na]-[ca]-[ra]-[ka]
                                         [da]-[ta]-[sa]-[wa]-[la]
                                         [pa]-[ja]-[ya]-[nya]
                                         [ma]-[ga]-[ba]-[nga]

6.      Aksara-Aksara di Nusantara (Karya Seni Kebudayaan)
Di wilayah ini ditemukan sejumlah aktivitas budaya yang ditemukan paling menonjol adalah lukisa cadas (dengan pengecuali Sumatra dan Jawa) antara lain Sulawesi Selatan, Muna, Seram, Kei Kecil, Flores, Papua, Kalimantan Timur dan Barat dan secara kronologi motif menunjukan ada urutan yang dapat ditelusuri. Motif-motif lukisannya adalah manusia, kuda, perahu, dan lambang-lambang tertentu, secra universal disebut geometris.
Lukisan gambar tersebut ada yang dipahatkan secara disemprot sesuai cairan berwarna, dicap. Sebagian besar tema dipilih mengandung unsur kongnitif dan erat kaitannya dengan unsur kesuburan, persatuan antara sesama, keselarasan dan keseimbangan dengan alam dan Sang Cipta.
Gambar atau lukisan tersebut digolongkan kedalam kategori jenis pikto-grafik seperti peradapan Mesir Purba dan Tiongkok kuno berupa gambar atau lukisan konkrit dan melalui perkembangan waktu beralih kepada Ideologi berbeda hal dengan usantara yang mengambil bentuk Silabik.
7.      Piktogram
Piktogram adalah suatu ideogram yang menyampaikan suatu makna melalui penampakan gambar yang menyerupai atau meniru keadaan fisik objek yang sebenarnya. Tanda atau gambar yang termasuk piktigram disebut piktograf. Contoh:  suatu piktograf meliputi gambar-gambar kuno dan lukisan prasejarah yang ditemukan dalam dinding gua. Piktograf juga digunakan dalam menulis dan sistem grafis.
8.      Ideogram
Ideogram adalah simbol grafis yang mewakili ide daripada sekelompok huruf. Para ahli berpendapat bahwa ideogram  telah dipakai sejak zaman purbakala di dataran Eropa  dan tetap menjadi bagian dari budaya manusia lebih dari 3000 tahun.
Ideogram ini dalam berbagai budaya memiliki arti yang kurang llebih sama. Keabadian, kesejahteraan  dan erat hubungannya dengan keseimbangan unsur hubungan ketuhanan dengan hubungan sesama. Dalam beberapa budaya, ideogram ini  dilambangkan sebagai icon Dewa Matahari dan Dewa Petir.

Ø  Jenis Tulisan
1.      Alfabetis
2.      Grafem
3.      Piktograf
4.      Logograf
5.      Ideograf
6.      Alograf
7.      Silabel
Ø  Tidak ada tulisan yang sempurna dalam suatu bahasa. Sebab tidak ada tulisan yang sempurna di dunia ini. Orang menganggap tulisan suatu bahasa itu sempurna, jika hanya beberapa orang saja yang menganggap maka tulisan tersebut tidak bisa dikatakan sempurna. Namun, ada pedoman tulisan untuk menulis sebuah bahasa yang baik dan benar. Meskipun hasil tulisan nanti tidak dikatakan sempurna.


ANALISIS NOVEL


Menganalisis Unsur-Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Indonesia / Terjemahan
Kandungan unsur-unsur yang dimilikinya sama saja, yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik. Adapun unsur intrinsik novel meliputi alur (plot), tema, penokohan, sudut pandang (point of view), latar (setting), amanat.Sementara itu, unsur ektrinsiknya meliputi aspek kepengarangan dan kondisi sosial budaya yang melatarbelakang penciptaan novel itu.
 1.Unsur-Unsur Intrinsik Novel
            berikut ini penjelasan mengenai unsur-unsur intirnsik novel.
A. Alur (Plot)
            Inti sari alur ada pada konflik cerita. Akan tetapi, suatu konflik dalam novel tak bisa dipaparkan begitu saja;  jadi harus ada dasarnya. Oleh karena itu, alur terdiri atas: :pengenalan,timbulnya konflik,konflik memuncak,klimaks,dan pemecahan masalah.
B.Tema
            Tema adalah inti atau ide pokok sebuah cerita.Tema merupakan pangkal tolak pengarang dalam menyampaikan cerita. Tema suatu novel menyangkut segala persoalan dalam kehidupan manusia, baik masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, dan sebagainya.
C.Penokohan
          Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh, pengarang dapat menyebutkan secara langsung.Penjelasan karakter tokoh dapat pula melalui gambaran fisik dan perilakunya, lingkungan kehidupannya, cara bicaranya, jalan pikirannya, ataupun melalui penggambaran oleh tokoh lain.
D.Sudut Pandang (Point of  View)
         Posisi pengarang dalam menyampaikan cerita ada beberapa macam :
1) Narator Serba tahu
            Dalam posisi ini,narator bertinda. Ia tahu segalanya. Ia dapat menciptakan segala hal yang diinginkannya. Pengarang dapat mengomentari kelakuan para tokohnya, bahkan dapat pula berbicara langsung dengan pembacanya.
2)Narator objektif
            Dalam teknik ini, pengarang tak memberi komentar apa pun. Pembaca hanya disuguhi "hasil pandangan mata".Pengarangnya menceritakan apa yang terjadi seperti penonton melihat pementasan drama.
3)Narator aktif
            Narator juga aktor yang terlibat dalam cerita. Kadang-kadang fungsinya sebagai tokoh sentral. Cara ini tampak dalam penggunaan kata ganti orang pertama (aku, kami).
4)Narator sebagai peninjau
            Dalam teknik ini, pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita. Seluruh kejadian cerita kiat ikuti bersama tokoh ini. Tokoh ini bisa bercerita tentang pendapatnya atau perasaannya sendiri. Sementara itu, terhadap tokoh-tokoh lain, ia hanya bisa memberitahukan kita semua apa yang dia lihat saja.
E. Latar
            Dalam novel ataupun bentuk prosa lainnya, kadang-kadang juga tidak disebutkan secara jelas latar perbuatan tokoh itu. Misalnya, di tepi hutan, di sebuah desa, pada suatu waktu, pada zaman dahulu, di kala senja.
F. Amanat
            Tidak jauh berbeda dengan bentuk cerita lainnya, amanat dalam novel akan disimpan rapi dan disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi cerita.
2. Unsur-Unsur Ekstrinsik
          Unsur- unsur ektrinsik adalah unsur luar yang berpengaruh terhadap isi novel itu.  Termasuk ke dalam unsur luar itu adalah latar belakang pengarang, kondisi sosial budaya, dan tempat atau lokasi novel itu dikarang.
a.Latar belakang
            latar belakang pengarang menyangkut asal daerah atau suku bangsa,  jenis kelamin,  pendidikan,  pekerjaan,  agama,  dan ideologi pengarang.
b.Kondisi Sosial budaya
            Kondisi sosial budaya, misalnya novel yang dibuat pada zaman kolonial akan berbeda dengan novel pada zaman kemerdekaan, atau pada masa reformasi.
c.Tempat atau kondisi alam
            Tempat atau kondisi alam, mislanya novel yang dikarang oleh orang yang hidup di daerah pertanian, sedikit banyak akan berbeda dengan novel yang dikarang oleh orang yang terbiasa hidup di daerah gurun.Untuk mengetahui wujud unsur-unsur ektrinsik itu, tentu kita harus mengetahui biografi pengarangnya beserta tahun penerbitnya.
MAKALAH
KAREKTERISTIK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
PADA BUKU STRATEGI PENGAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Makalah ini disusun memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Pengampu:Drs.H.Yakup Nasucha,M.Hum.



UMS


Disusun Oleh :

Fredy Dwi Kurniawan
A 310 100 074
                                                   4B





PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012